Berdasarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral diketahui harga batu bara di bulan Agustus 2021 meningkat sebesar US$130,99/ton. Harga tersebut lebih tinggi US$15,64/ton dari bulan sebelumnya yang berada di level US$115,35/ton. Posisi harga batu bara Agustus ini merupakan tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan HBA pernah mencapai US$127,05/ton pada Februari 2011 silam. Permintaan batu bara Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan menjadi faktor utama mempengaruhi tren penguatan harga batu bara. “HBA Agustus ditetapkan US$130,99/ton. Ini tertinggi lebih dari satu dekade terakhir,” kata Agung di Jakarta, Rabu (4/8)/2021.
Agung mengungkapkan musim penghujan di Tiongkok mengganggu kegiatan produksi dan transportasi batu bara. Sedangkan kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik meningkatkan melampaui kapasitas pasokan domestik Negeri Tirai Bambu tersebut. Alhasil permintaan impor batu bara Tiongkok meningkat guna mencukupi kebutuhan pembangkit.
“Menguatnya harga juga didorong meningkatnya permintaan batu bara dari Jepang dan Korea Selatan yang menjadi faktor naiknya harga batu bara global,” ujarnya.
HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.
Dikatakannya terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, suplai dan permintaan. Pada faktor turunan suplai dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara pemasok, hingga teknis dirantai pasok seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
Sementara untuk faktor turunan permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.
Sebagai catatan, pergerakan HBA di 2021 cukup fluktuatif. Dibuka pada level US$75,84/ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada Februari US$87,79/ton, sempat turun di Maret US$84,47/ton. Sementara dalam empat bulan terakhir, HBA terus mengalami kenaikan, yaitu US$86,68/ton di April dan di Mei sebesar US$89,74/ton. Bahkan di Juni HBA melonjak ke posisi US$100,33/ton dan di Juli terus menguat ke level US$115,35/ton. (*/cr2)
Sumber: beritasatu.com