oleh

Miliki Kandungan Gizi yang Lebih Tinggi dari Salmon, KKN TIM II UNDIP Jadikan Ikan Kembung sebagai Solusi dalam Menekan Angka Stunting di Desa Sapen, Kab. Sukoharjo.

Sukoharjo, 14 Agustus 2024 – Kelompok KKN TIM II Universitas Diponegoro (UNDIP) memperkenalkan program inovatif pada Festival Gizi Sapen yang dilakukan di Balai Desa Sapen dalam upaya menekan angka stunting dan angka konsumsi protein hewani di Desa Sapen, Kabupaten Sukoharjo.

Ikan kembung sendiri sering ditemukan di pasar tradisional dengan harga yang relatif terjangkau. Meski sering kali kurang mendapat perhatian dibandingkan ikan-ikan impor seperti salmon, ikan kembung justru mengandung lebih banyak protein, omega-3, serta vitamin D, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

 

Meskipun ikan kembung melimpah di wilayah ini, banyak anak-anak yang enggan mengonsumsinya. Alasannya sederhana namun berdampak besar: bau amis membuat ikan jarang disukai oleh anak-anak.

Baca Juga  Muzani: Insya Allah 2024 Kita Akan Punya Presiden Orang Banyumas Jawa Tengah, Namanya Prabowo Subianto

 

Menjawab tantangan tersebut, KKN TIM II UNDIP telah membuat sebuah inovasi nugget kembung tinggi protein yang diharapkan mampu meningkatkan konsumsi protein hewani di kalangan anak-anak Desa Sapen.

 

Dalam kegiatan KKN ini, mahasiswa UNDIP berkolaborasi dengan pemerintah desa setempat untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konsumsi ikan kembung secara rutin. Edukasi ini mencakup manfaat gizi ikan kembung, cara pengolahan yang sehat, dan upaya untuk menjadikan ikan kembung sebagai bagian dari menu harian keluarga.

 

Produk inovatif ini tidak hanya mempertahankan kandungan gizi dari ikan kembung, tetapi juga diolah dengan cara yang membuatnya lebih menarik bagi anak-anak. Aida Tanvira Shenna sebagai penanggung jawab program ini ingin masyarakat memahami bahwa ikan lokal seperti kembung memiliki manfaat yang luar biasa untuk kesehatan, khususnya dalam mencegah stunting. Melalui penyuluhan dan demo masak, kami berharap masyarakat bisa lebih memilih ikan kembung sebagai sumber protein hewani sehari-hari.

Baca Juga  Bahas Kerjasama Literasi Pengurus PUB Kunjungi JBS

 

Salah satu ibu rumah tangga di Desa Sapen yang mengikuti program ini menyatakan antusiasmenya. “Awalnya saya tidak tahu bahwa ikan kembung itu ternyata lebih bergizi dari salmon. Setelah ikut penyuluhan dan coba masak sendiri, saya jadi lebih sering beli ikan kembung untuk keluarga. Anak-anak juga suka, dan saya merasa lebih tenang karena mereka mendapat gizi yang cukup,” ujarnya.

Baca Juga  Keteguhan dan Transformasi : Kisah sukses petani Pak Haji Iyas

 

Program ini juga mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Sapen, Bajank Sukarmo yang mengapresiasi inisiatif mahasiswa UNDIP. “Inovsi ini sangat membantu kami dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya dalam menekan angka stunting dan tingkat konsumsi protein hewani” ujarnya.

 

Dengan keberhasilan program ini, diharapkan angka stunting dan tingkat konsumsi protein di Desa Sapen dapat ditekan secara signifikan, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi ikan lokal yang kaya gizi seperti ikan kembung. Program ini juga menjadi bukti bahwa solusi terhadap masalah kesehatan tidak selalu memerlukan bahan impor, tetapi bisa berasal dari potensi lokal yang selama ini mungkin belum dimanfaatkan secara optimal.