Jakarta -Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membuka secara resmi lomba pidato di Monumen Deklarasi Jakarta pada Jumat (12 Oktober 2021). Kontes ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Hak Asasi Manusia Sedunia yang jatuh pada 10 Desember.
Turut hadir dalam acara tersebut Wakapolri Komjen Gatot Edy Pramono, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, dan Anggota Kompolnas. dilansir beritasatu.com.
Dalam sambutannya, Sigit mengatakan, lomba tersebut selaras dengan tujuan Polri untuk terus berkomitmen memberikan wadah menyampaikan pendapat di muka umum kepada masyarakat.
“Kami Polri berusaha memberikan suasana lain dengan menyelenggarakan lomba unjuk rasa Piala Kapolri 2021 dan kegiatan kali ini adalah merupakan bagian dari komitmen Polri untuk menjunjung tinggi HAM dan nilai-nilai demokrasi dengan memberikan wadah ruang dalam menyampaikan aspirasi,” katanya, Jumat (10/12/2021).
Sigit mempersilahkan peserta lomba orasi untuk mengkritik. “Kami memberikan sub tema yang bebas. Jadi seluruh rekan-rekan boleh memberikan kritik, saran, masukan baik kepada pemerintah, kementerian, lembaga yang mungkin rekan-rekan rasa perlu dikritik. Termasuk khususnya polisi,” ujarnya.
Sigit menjelaskan, dipilihnya Tugu Proklamasi untuk melaksanakan kegiatan lomba orasi tersebut karena dianggap sebagai tempat untuk mengingat kembali jasa Soekarno-Hatta yang dikenal sebagai orator ulung dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Kapolri berharap ajang lomba orasi ini mampu membangkitkan semangat perjuangan HAM di Indonesia. Apalagi, kegiatan ini bertepatan dengan peringatan Hari HAM sedunia.
Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea mengapresiasi lomba orasi yang digelar Polri. Menurutnya, lomba orasi ini merupakan salah satu terobosan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Ini salah satu inovasi luar biasa dan baru terjadi di kepemimpinan Polri yang sekarang,” katanya.
Andi Gani menilai, lomba orasi ini memperlihatkan bahwa Polri terbuka dan tidak anti kritik. Apalagi, saat menghadapi kritikan dari buruh saat melakukan aksi unjuk rasa.
“Ini merupakan jawaban atas kritik terhadap Polri. Buruh seringkali melakukan aksi di berbagai daerah dan Polri merespon dengan sangat luar biasa. Mereka mendengar, jadi terus melakukan pembenahan dengan berbagai cara,” tegasnya.
Sekedar informasi, lomba orasi diikuti oleh 243 tim dan 2.041 orang dari 34 provinsi dan terbuka untuk umum.(*/cr2)