oleh

Renungan Pergantian Tahun 2023, Sebagai Muhasabah, Tantangan dan Harapan

Tahun 2022 kini telah berganti 2023, Pembina senior Institut Risalah Peradaban, Natsir Zubaidi mengatakan pergantian tahun 2023 sebagai tahun tantangan, sekaligus tahun Harapan.

Menurutnya, perlu perencanaan untuk menghadapi masa depan dan dijadikan tradisi. “Pergantian tahun 2022 ke tahun 2023 telah kita lalui. Sebenarnya, setiap pergantian waktu, apakah itu dari hari ke hari, pekan ke pekan berikut, bulan dan tahun adalah pertukaran waktu yang dialami oleh setiap manusia,” ucapnya. Selasa. 3 Januari 2023.

Baca Juga  Mathla’ul Anwar, Muktamar, dan Khittah

Kata Natsir, sebagai Muslim, diperingatkan oleh Al Quran dalam surat A’ Asr, yakni pertama, demi masa (waktu). Kedua, sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

“Ajaran Islam tidak mengajarkan semboyan waktu adalah uang (Time is money), tetapi lebih memberikan perspektif yang luas, bahwa umat muslim harus pandai-pandai memanfaatkan waktu kalau tidak ingin dalam kerugian. Yakni orang-orang memiliki persyaratan, beriman, beramal shaleh dan saling berpesan masalah kebenaran dan kesabaran,” jelas Natsir.

Baca Juga  Para Intelektual NU Jawa Timur Menilai, Umat Islam Ditakuti dengan HTI, Wahabi, dan Radikalisme

Lanjutnya, ada nilai yang harus menjadi keyakinan (fundamental values) , yaitu iman dan nilai yang bersifat instrumental (instrumental values), yakni amal sholeh, amal kebajikan, kebenaran dan kesabaran yang harus ditegakkan dan di perjuangkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

“Disitu diperlukan sebuah perencanaan, sesuai dengan ruang lingkup dan cakupan wilayah garap yang menjadi tanggung jawab kita,” pungkasnya.

Baca Juga  Berbasis Informasi dan Kebudayaan, Memenangkan Kesehatan, Kemanusiaan, dan Perilaku Baru